Cerita Pelanggan Langgeng Florist

“Karena setiap bunga punya kisahnya sendiri

Kami percaya bahwa bunga lebih dari sekedar hadiah, mereka adalah bagian dari cerita hidup seseorang.

Di sini, kami menuliskan kembali kisah-kisah paling berkesan dari pelanggan Langgeng Florist dalam bentuk cerita pendek, dengan izin mereka tentunya. Selamat membaca dan merasakan kehangatan dari setiap kelopak kata.

Daftar Cerita

Mawar Terakhir untuk Ayah

“Aku ingin kirim bunga ke pemakaman. Untuk Ayah. Tapi… bisa gak buketnya dibikin seperti dulu Ayah kasih ke Ibu waktu ulang tahun?”

 

Kalimat itu datang lewat pesan WhatsApp yang masuk jam sembilan malam. Di akhir pesan, si pengirim menulis nama: Nisa.

 

Kami sempat terdiam membaca permintaan itu. Bukan karena kami tak bisa membuatnya, tapi karena ada beban emosional yang langsung terasa. Pesan itu tak seperti orderan biasanya. Ada kisah yang belum selesai di baliknya.

 

Setelah beberapa menit, kami membalas

 

“Tentu bisa, Kak Nisa. Kami akan bantu semaksimal mungkin. Boleh kami tahu, kira-kira seperti apa rangkaiannya dulu?”

 

Lalu, ia mengirim foto lama. Blur. Dataran merah muda dan putih samar-samar tampak dalam frame. Tapi terlihat jelas: buket mawar putih besar dengan pita cokelat tua. Ada kartu kecil tergantung, tulisannya nyaris tak terbaca.

 

Nisa bercerita panjang lebar malam itu. Tentang Ayahnya yang dulu suka memberi kejutan ke Ibu dengan bunga. Tentang ulang tahun ke-25 pernikahan mereka yang dirayakan dengan buket mawar putih, simbol kesetiaan dan cinta yang abadi.

 

Dan kini, Ayah telah tiada.

 

“Besok pagi dimakamkan. Aku ingin Ibu menerima buket yang sama. Sebagai bentuk penghormatan terakhir dari Ayah,” tulisnya.

 

Pagi itu, kami menyiapkan rangkaian bunga dengan hati-hati.
Mawar putih segar, dengan dedaunan, pita cokelat tua yang kami pesan khusus. Kami juga menyelipkan kartu kecil, dengan kalimat yang ia minta

 

“Untuk Ibu, dari cinta pertamamu yang tak pernah pergi.”

 

Kurir kami mengantar bunga ke rumah duka. Tak ada foto yang diambil. Tak ada promosi yang dibuat. Tapi sore harinya, kami menerima pesan singkat.

 

“Terima kasih. Ibu gak berhenti nangis, tapi katanya... Ayah pasti bahagia."

 

Di Langgeng Florist, kami percaya bahwa setiap bunga tak hanya sekadar hadiah.
Kadang, bunga adalah satu-satunya cara untuk menyampaikan sesuatu yang tak sempat terucap.
Satu-satunya bahasa yang bisa melampaui waktu.

 

Cerita ini adalah salah satu dari sekian banyak momen yang mengajarkan kami bahwa bunga… bisa menjadi perpanjangan hati.

 

 

Cerita ini ditulis ulang oleh Tim Cerita Langgeng Florist berdasarkan pengalaman nyata pelanggan kami. Beberapa bagian telah disesuaikan untuk menjaga privasi dan memperkuat narasi.

 

Jika kamu punya cerita serupa, kirimkan pada kami. Karena setiap bunga punya kisahnya sendiri, dan kami ingin mendengarnya.

 

Kategori: Cerita Pelanggan
Penulis: Tim Cerita Langgeng Florist