Cerita Pelanggan Langgeng Florist

“Karena setiap bunga punya kisahnya sendiri

Kami percaya bahwa bunga lebih dari sekedar hadiah, mereka adalah bagian dari cerita hidup seseorang.

Di sini, kami menuliskan kembali kisah-kisah paling berkesan dari pelanggan Langgeng Florist dalam bentuk cerita pendek, dengan izin mereka tentunya. Selamat membaca dan merasakan kehangatan dari setiap kelopak kata.

Daftar Cerita

Rangkaian di Hari Lamaran - Dari Surat di Loker SMA

 

“Aku suka kamu dari kelas dua SMA. Tapi aku nunggu sampai kita sama-sama siap.”

 

Pesan itu ditulis tangan, di selembar kertas kecil yang dilipat rapi. Disisipkan ke tengah buket bunga mawar merah muda. Diserahkan di sebuah taman kecil, di hari Minggu pagi.

 

Nama pengirimnya: Aldi.
Nama yang menerima: Nabila.
Waktunya? Hari lamaran mereka.

 

Tapi cerita ini dimulai 9 tahun sebelumnya.

Di salah satu SMA negeri di Bekasi, seorang cowok pemalu pernah menyelipkan surat kecil ke dalam loker temannya. Isinya polos hanya ucapan semangat menjelang ujian dan satu kalimat yang ia coret dua kali sebelum ditulis ulang:

 

“Kalau nanti kita udah besar, aku mau jadi orang pertama yang kirim bunga buat kamu.”

 

Nabila tak pernah tahu siapa pengirimnya. Tapi ia menyimpan surat itu. Diam-diam.

 

Waktu berjalan. Mereka berpisah kampus. Punya hubungan masing-masing. Tapi Aldi yang akhirnya mengaku sebagai penulis surat itu selalu ada di sekitar. Menyemangati. Mendoakan diam-diam. Membantu saat Nabila kehilangan ayahnya.

 

Dan suatu hari, setelah 9 tahun sejak surat pertama, ia mengirim pesan ke kami.

 

“Kak, aku mau bunga buat lamaran. Tapi harus ada surat kecil, tulis tangan. Dan bunganya... pink. Karena dulu dia suka banget mawar pink.”

 

Kami membuat buket spesial:
Mawar merah muda, dikombinasikan dengan lisianthus putih dan baby’s breath. Bungkus krem, pita satin emas. Elegan dan manis, seperti cerita mereka

 

Dan yang paling penting: surat kecil itu.
Ia tulis ulang kalimat yang sama seperti di surat lamanya.

 

“Kalau nanti kita udah besar, aku mau jadi orang pertama yang kirim bunga buat kamu.”

 

Di taman tempat mereka biasa makan cilok sepulang sekolah, Aldi berlutut.

Nabila tertawa gugup. Tapi ia menangis juga.
Dan katanya, sebelum mengucapkan “ya”, ia berbisik

 

“Kamu bukan orang pertama yang kirim bunga buat aku... tapi kamu yang pertama yang aku harapkan ngelakuin itu dari dulu.”

 

Di Langgeng Florist, kami percaya cinta tidak harus terburu-buru.
Kadang ia tumbuh pelan-pelan. Menunggu waktu. Menunggu keberanian.

 

Dan ketika waktunya tiba, satu buket bunga bisa menjadi tanda bahwa akhirnya cinta punya tempat pulang.

 

 

Cerita ini ditulis ulang oleh Tim Cerita Langgeng Florist berdasarkan kisah nyata pelanggan kami. Beberapa bagian telah disesuaikan untuk menjaga privasi dan menguatkan alur cerita.

 

Kategori: Cerita Pelanggan
Penulis: Tim Cerita Langgeng Florist